Cari Blog Ini

Selasa, 29 Mei 2012

Surat Terbuka untuk Suami Istri (3)

Wahai suami istri … Jangan pinjam cara pandang orang lain!

 Sebagian istri dan sebagian suami berfikir dengan cara pandang orang lain, mereka ingin menjadi seperti mereka, tujuan utama mereka taklid dan ikut-ikutan, istri tipe ini apabila melihat tetangganya membeli sesuatu dia pasti ingin membelinya, bahkan mungkin keadaan istri tipe ini semakin parah ketika mengikuti orang lain dalam cara pakaian, berjalan, dan berbicara dan lainnya.

Tidak mengapa kita meneladani sifat-sifat terpuji orang lain yang kita lihat, akan tetapi menjadi pengekor orang lain,mengikuti gaya hidup mereka, berusaha mengikuti setiap jengkal langkah mereka, dan mereka sedih dan gelisah ketika tidak bisa meraih seperti yang orang lain raih.

Semua perkara ini termasuk perkara-perkara bahaya yang bisa menjerumuskan seseorang dalam kecemasan dan kebosanan, hendaklah sepasang suami istri memahami bahwa mereka berdua ibarat satu bangunan yang Allah ciptakan dengan sifat-sifat dan karakter yang tidak menyamai sifat dan karakter orang lain, maka tidak ada di muka bumi ini dua orang yang memiliki kesamaan dalam segala hal. Oleh karena itu, janganlah seseorang melebur kepribadiannya sendiri dan mengikuti sifat dan karakter orang lain, akan tetapi dia harus memiliki kepercayaan diri, kepribadian yang independen dalam berfikir dan memandang urusan-urusan dunia, janganlah dia mengalir mengikuti arus orang lain yang berbuat baik atau buruk, akan tetapi dia harus bisa memosisikan dirinya, dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Rasulullah r bersabda:

Janganlah salah seorang diantara kalian suka mengekor, yaitu yang berkata aku ikut orang lain, jika mereka baik aku ikut jadi baik, jika mereka berbuat jelek, aku juga ikut berbuat jelek, akan tetapi jadilah dirimu sendiri, jika mereka berbuat baik, kamu terus berbuat baik, dan jika mereka berbuat jahat, jauhilah perbuatan jelek mereka

Di antara penyebab paling besar terjatuhnya seseorang dalam kekufuran dan jauh dari Allah, yang akibatnya mendapatkan kesengsaraan di dunia dan akhirat adalah mengekor orang lain tanpa petunjuk dari Allah, seperti perbuatan orang-orang musyrikin yang melawan seruan kebenaran seraya berkata:

إِنَّا وَجَدْنَا آبَاءَنَا عَلَى أُمَّةٍ وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِمْ مُقْتَدُونَ (٢٣)
"Sesungguhnya kami mendapati bapak- bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka" (QS. Az Zukhruf: 23)

  

Wahai suami istri … Jangan jadikan hidupmu hanya untuk dirimu sendiri!

Apakah kamu telah mengetahui bahwa hidupmu bisa saja terasa membosankan dan menyesakkan dada jika kamu jauh dari berbuat baik kepada orang lain dan jika kamu hanya jadikan hidupmu hanya untuk dirimu sendiri?


Kebanyakan orang memikirkan dirinya sendiri, rumahnya, dan anak-anaknya saja, tidak memikirkan orang nasib orang lain, sikap dan perilakunya seakan-akan mengatakan : “Yang penting diriku sendiri selamat, meskipun orang lain terseret air bah”


Apakah kamu tahu, bahwa berbuat baik kepada orang lain bisa mendatangkan kenikmatan dan kebahagiaan?!


Seorang laki-laki mengeluhkan kesepian dan kesedihan yang dia rasakan kepada Rasulullah r, kira-kira apa nasihat Rasulullah r kepadanya?


Sungguh beliau r berkata kepadanya: “Usaplah kepala anak yatim dan berilah makan orang-orang miskin


Jangan kamu kira, nasihat yang Rasulullah r berikan kepadanya adalah nasihat religius semata, tidak sekali-kali tidak, para ulama dan ahli filsafat –muslim maupun non muslim- sepakat bahwa nasihat Rasulullah r di atas sebuah solusi jitu menggapai kebahagiaan. 


Salah satu ilmuwan amerika, seorang atheis tidak mengakui adanya agama, yaitu Theodore Drizr berkata: “Jika seseorang ingin merasakan kenikmatan hidup, hendaklah dia menumbuhkan kebahagiaan pada diri orang lain, karena kebahagiaan seseorang itu bersandar kepada kebahagiaan orang lain, dan kebahagiaan orang lain bersandar kepada kebahagiaannya”


Bukti kebenaran pernyataan di atas adalah ketika kamu sedang bahagia atau datang kepadamu kabar yang menggembirakan, niscaya kamu sangat senang dan bersegera menyampaikan kegembiraanmu tersebut kepada orang lain, terlebih khusus kepada orang-orang yang kamu cintai, karena kamu ingin mengajak orang lain turut merasakan kebahagiaan yang kamu rasakan. Ketahuilah, kebahagiaan seseorang tidak mungkin sempurna kecuali dengan orang lain!!


Percayalah, niscaya kamu akan mendapatkan kesenanganmu dalam kesenangan orang lain, kebahagiaanmu dalam kebahagiaan orang lain, berbuat baiklah kamu kepada orang lain dengan ikhlas semata karena Allah, hingga kamu menggapai ridho Allah, perbuatan baikmu tidak mungkin kosong dari kebaikan di dunia dan akhirat, Rasulullah r bersabda:


صَنَائِعُ الْمَعْرُوْفِ تَقِي مَصَارِعَ السُّوْءِ وَأَهْلُ الْمَعْرُوْفِ فِي الدُّنْيَا هَمْ أَهْلُ الْمَعْرُوْفِ فِي الْآخِرَةِ ... وَأَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ هُمْ أَهْلُ الْمَعْرُوْفِ
Perbuatan baik melindungi seseorang dari perbuatan jahat, orang yang berbuat baik di dunia adalah orang yang berbuat baik di akhirat … orang yang pertama kali masuk surga adalah orang yang berbuat baik


Wahai suami istri … jadikan mimpimu kenyataan!


Di antara kemampuan yang Allah anugerahkan kepada kita adalah kemampuan untuk mengkhayal (bercita-cita.pent), yang jika digunakan sebaik-baiknya niscaya mendatangkan kebahagiaan hakiki. Akan tetapi, sebagian orang, tanpa mereka sadari, telah menjadikan kemampuan ini untuk mendatangkan kebosanan dan kepenatan, hal itu terjadi ketika mereka meninggalkan kenyataan dan lari mencari khayalan –Mimpi ketika bangun tidur-. 

Apabila mereka sedang kesulitan, maka mimpi-mimpi mereka menggambarkan hilangnya segala kesulitan, sehingga mereka hidup berbahagia sesaat bersama mimpi-mimpi mereka, hingga tatkala mimpi berakhir, maka mereka dikejutkan oleh kenyataan yang pedih!!


Wahai suami …, tidak mengapa kamu bermimpi mengharap masa depan yang lebih baik bagimu sendiri dan keluargamu. Wahai istri, tidak mengapa kamu bermimpi meraih apa segala apa yang kamu inginkan. Akan tetapi, jangan sampai salah seorang di antara kalian, terus tenggelam dalam mimpinya, mereka harus berusaha menjadikan mimpi-mimpinya kenyataan, mereka berusaha untuk menggapai mimipi-mimpinya dengan cara benar, tanpa tergesa-gesa untuk memetik buah sebelum matang. Berusahalah untuk mengembangkan kemampuanmu sesuai bakatmu, galilah kepribadianmu dan kemampuan serta bakat terpendam yang kamu miliki, karena sesungguhnya manusia terbodoh adalah orang yang tidak mengenal dirinya sendiri, tidak mengetahui kemampuannya dan bakat-bakatnya, jangan berlebih lebihan dalam menggali bakat agar tidak berbenturan dengan kenyataan, ketahuilah, mimpi-mimpimu hari ini adalah kenyataan di esuk hari …


Waspadailah khayalan palsu. Ketahuilah, khayalanmu terkadang menjadi sebab utama kesengsaraanmu dalam hidupmu. Oleh karena itu, jangan kamu jadikan khayalanmu pembawa kesengsaraan.


Sedangkan kamu, wahai istri, jangan kamu memandang orang lain, hingga kamu pun terbang jauh dengan khayalanmu mengharap sesuatu yang jauh dari kenyataan, akibatnya kamu akan merasakan kesempitan dan kepenatan, dalam sebuah hadits disebutkan, bahwa 

Nabi r bersabda:

Lihatlah orang yang lebih rendah darimu dalam perkara dunia, karena hal itu lebih membantu kalian untuk tidak mengingkari kenikmatan Allah atasmu


Melihat kepada yang lebih rendah dalam perkara dunia, bukan berarti kamu tidak boleh mencapai hal-hal yang lebih baik, akan tetapi janganlah kamu menyiksa dirimu sendiri dengan melihat kepada orang-orang yang di atasmu … perbedaan antara yang pertama dan kedua sangatlah jelas.


Wahai suami istri … merubah kebiasan itu perlu!


Terkadang rasa bosan menginggapi rumah tangga karena kebiasaan sehari-hari yang monoton  yang tidak pernah berubah hingga melahirkan kebosanan. Ya, memang benar, hidup tanpa ada perubahan terkadang membosankan, akan tetapi apa yang menyebabkanmu tidak berkembang dan tidak berubah?!


Berusahalah kamu dengan istrimu untuk tamasya terbuka di tempat-tempat terbuka, berusahalah kalian untuk merubah kebiasaan keseharianmu, jenis makanan dan minuman, kunjungilah teman-temanmu, atau keluarga yang memiliki hubungan erat denganmu, sambunglah tali silaturahmi dengan karib kerabat dan saudaramu, jenguklah orang sakit, hadirilah pesta-pesta atau momentum-momentum kebahagiaan bersama anak-anak dan keluargamu, selain kegiatan-kegiatan di atas mampu merubah rutinitas keseharian kalian yang monoton, kegiatan di atas juga memberikan kepada anak-anakmu sebuah pemahaman baru tentang masyarakat dan bagaimana cara hidup bermasyarakat, kumpulkan anak-anakmu untuk membaca Al Quran, membaca sirah perjalanan Nabi Muhammad r dan perjalanan hidup para sahabat, kegiatan di atas juga tidak termasuk perbuatan sia-sia yang membuang waktu, tidak sekali-kali tidak, Rasulullah r bersabda:


كُلُّ شَيْءٍ يَلْهُوْ بِهِ ابْنُ آدَمَ بَاطِلٌ إِلَّا ثَلَاثًا: رَمْيُهُ بِقَوْسٍ وَتَأْدِيْبُهُ فَرَسَهُ وَمُلَاعَبَتُهُ أَهْلَهُ فَإِنَّهُنَّ مِنَ الْحَقِّ
Segala kegiatan yang dilakukan anak adam itu perbuatan batil (sia-sia dan tidak berpahala.pent)  kecuali tiga hal, yaitu belajar memanah, melatih kuda, dan bersenda gurau bersama keluarga, ketiga hal di atas adalah haq (berpahala.pent)” (Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)


Hendaklah kita menyisihkan dari waktu kita untuk bermain permainan mubah dan menghibur diri, perhatikanlah Rasulullah r dengan seabrek kegiatan dakwah beliau menyeru kepada Allah, akan tetapi beliau r menyisihkan dari waktu kesibukan beliau dalam dakwah dan jihad sebagian waktunya untuk menghibur dan bersenda gurau. Dalam salah satu peperangan beliau, ketika beliau r jauh dari pandangan para sahabat, dan saat beristirahat, beliau menyempatkan dirinya untuk berlomba lari dengan ‘Aisyah, hingga beliau r memenangkan perlombaan tersebut setelah dikalahkan oleh istrinya tempo dulu, lalu Rasulullah r tertawa dan berkata, “Kemenangan ini sebagai ganti kekalahanku dulu”.


Suatu saat Rasulullah r merendahkan bahunya hingga Aisyah melihat orang-orang habasyah yang sedang bermain tombak di masjid, ‘Aisyah berkata:


Aku melihat Rasulullah r berdiri di depan pintu kamarku, sedangkan orang-orang habasyah bermain tombak di masjid Rasulullah r, Rasulullah r berdiri menutupiku dengan selendangnya, sedangkan aku melihat permainan mereka dari sela-sela telinga dan pundak beliau, kemudian Rasululah berdiri untukku hingga aku yang pergi. Perhatikanlah anak-anak perempuan yang masih muda, yang menyenangi hiburan


Rasa bosan terkadang meresap ke rumah tangga sebagai akibat dari kebiasaan-kebiasaan buruk yang biasa dilakukan oleh suami atau biasa dilakukan oleh istri. Akan tetapi mereka berdua tidak berusaha merubah kebiasaan buruk tersebut dengan dalih bahwa kebiasaan tersebut tidak mungkin bisa berubah. Sebenarnya, semua kebiasaan itu bisa berubah. Ya,barangkali sulit, akan tetapi kebiasaan buruk tersebut tetap berpotensi untuk berubah. 


Wahai para suami, coba perhatikan masyarakat jahiliyah pada jaman Rasulullah r, yaitu masyarakat yang dipenuhi dengan kebiasaan-kebiasaan tercela, lihatlah bagaimana kebiasaan-kebiasaan tersebut berubah? Bagaimana orang-orang jahiliyah berubah dalam waktu singkat? Bagaimana kebiasaan-kebiasaan mereka berubah!!!


Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan keimananmu kepada Allah dalam menghadapi kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, kamu tidak akan gagal jika bermodalkan niat jujur dan tekad kuat.


Ketahuilah, karakter seseorang itu tidak mungkin diwariskan, mayoritas para pakar ilmu jiwa, berkeyakinan bahwa kepribadian seseorang yang emosionalnya matang, akan mampu meluruskan perangainya dan mendidiknya dengan mudah sebagaimana dia mendapatkan kemudahan dalam menaklukan mesin-mesin rumit.



Wahai suami istri … Jangan biarkan orang lain mempengaruhi pemikiranmu!


Di antara faktor penghambat kebahagiaan dalam berumah tangga adalah memberi kesempatan kepada orang lain dan cara pandang mereka untuk ikut campur dalam mengomandoi  dan mewarnai kehidupan kita. Terkadang seseorang di antara kita melelahkan dirinya sendiri atau merasa bosan dan cemas ketika memikirkan perkatan fulan dan fulan. Dia khawatir jikalau orang lain akan mengkritik dan memprotes tindak tanduknya. Yang pada hakikatnya, dia terlalu ambil pusing, menyibukan diri, dan terlalu mempertimbangkan kata-kata orang lain, yang terkadang mungkin hanya kata-kata sepele, timbul karena kedzaliman mereka, atau karena dorongan jahat lainnya, yang tidak berhak mendapatkan perhatian sedemikian rupa. 


Terlalu sensitif dengan kata-kata orang lain adalah sikap yang harus dijauhi agar kita hidup bahagia. Demikian pula sepasang suami istri, hendaknya tidak terlalu memikirkan kata-kata orang lain mengenai diri mereka berdua, tentang rumah tangganya, atau tentang perabotan rumah mereka dan lain sebagainya.


Di bawah ini cerita tentang seorang suami dan istrinya yang memberikan kesempatan kepada perkataan orang lain untuk memperkeruh kehidupan rumah tangga mereka berdua, hingga akhirnya, mereka berdua membiarkan kehidupan rumah tangga mereka dipenuhi kesedihan dan kesusahan.
Cerita ini adalah cerita nyata tentang sastrawan Rusia yang terkenal bernama Tolstuway , dia adalah seorang filusufis agung. Secara umum, kondisi kehidupannya bisa diacungi jempol, bahkan orang-orang yang mengaguminya tidak pernah berhenti dari mengunjunginya, hanya sekedar untuk mendengarkan perkataan-perkataanya dan hikmah-hikmahnya, bahkan semua kata-kata yang keluar dari mulutnya ditulis dan disebarkan di majalah, agar semua orang bisa membacanya. 


Filusufis ini menikah dengan seorang wanita yang dia cintai dan demikian pula wanita tersebut mencintainya, mereka berdua hidup bahagia di awal pernikahan. Akan tetapi,sang istri sangat pencemburu, bahkan dia cemburu kepada suaminya karena anak-anak perempuannya sendiri. Cemburu ini memperkeruh kehidupan suaminya. 


Lalu apa yang dilakukannya?


Sungguh di luar perkiraan, ternyata dia menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menulis diare yang berisi celaan kepada istrinya, celaan-celaan yang keluar karena perselisihan antara mereka berdua. Dia ingin agar generasi yang akan datang bersikap adil kepada dirinya dan mencurahkan celaan hanya kepada istrinya.
Apa reaksi istrinya, apa yang dilakukannya?


Sungguh sang istri merobek sebagian besar diare yang dibuat suaminya dan membakarnya, kemudian dia mulai menulis diare membantah suaminya dan membalas dua kali lipat dari perbuatan suaminya, bahkan dia menulis di dalam diare tersebut dengan judul “Salah siapa?”


Apa penyebab ini semua?
Mengapa kedua sepasang suami istri merubah rumah tangga mereka seperti rumah sakit jiwa?


Ada satu sebab utama musibah ini, yaitu keinginan masing masing suami istri untuk mempengaruhi kita yaitu generasi setelah mereka, mereka ingin agar kita bersikap adil dalam menilai salah satu pihak dan membenci pihak lain, apakah kamu kira ada salah seorang dari kita yang memikirkan siapa di antara mereka berdua yang benar dan mana yang salah? Tidak, sekali-kali tidak akan ada, aku dan kamu sibuk dengan urusan masing masing, kita tidak memiliki waktu meskipun satu menit untuk disia-siakan memikirkan keluarga tultuwi kiram s?


Ini adalah kenyataan, manusia tidak memikirkan kecuali diri mereka sendiri dan maslahat mereka, maka kita tidak boleh ambil pusing gunjingan mereka dan kita tidak memberikan perhatian kepada kata-kata mereka, kita tidak menjadikan kata-kata mereka sebab utama kesedihan kita, Allah ta’ala berfirman:
وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الأرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلا يَخْرُصُونَ (١١٦)
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah, mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”. (QS. Al An’am: 116)
Aku mendapatkan sebagian orang memperkeruh kehidupan mereka dengan kata-kata orang lain. Misalnya, si fulan mengalami kerugian dalam perniagaannya, akan tetapi dia tidak mau pindah karena takut dari gunjingan orang lain. Istri fulan bersedih hati karena si fulanah berkata sesuatu mengenai perabot rumahnya yang tidak dia sukai!!


Dale Carniege berkata, “Aku sangat yakin bahwa seseorang itu tidak sempat menyibukkan dirinya untuk memikiran fulan dan fulan lebih dari beberapa saat, karena mereka sibuk memikirkan diri mereka sendiri sejak membukan matanya menemui hari baru hingga mereka menuju ke kasur mereka, sedikit pusing yang  mereka rasakan sudah cukup untuk melupakan mereka dari kabar kematianku dan kematianmu”


Ini semua bukan berarti kita tidak menerima nasihat ornag yang kita percaya dalam hal-hal yang bermanfaat untuk kita di dunia dan akhirat, karena agama adalah nasihat sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadits mulia.

(diterjemahkan dari Miftahus Sa'adah Az Zaujiyah )


Tidak ada komentar:

IKHLAS BERIBADAH

Semua orang ingin ibadahnya diterima dan berpahala, akan tetapi ibadah tidak sah dan tidak diterima jika tidak berpondasikan keikhlasan ...