Siapakah
di antara kita yang belum pernah merasakan indahnya cinta dan lembutnya buaian cinta? Semua
dari kita berlomba-lomba untuk mencari cinta sejati dan cinta suci. Semua dari
kita seolah terbuai impian makna cinta sejati. Hanya saja, saya ingin mengajak para
pemuda dan pemudi untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati
dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?
Hakikat Cinta
Ibnul Qoyyim
menegaskan, “Cinta itu tidak bisa didefinisikan dengan ungkapan yang ungkapan
yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri. Semua definisi cinta justru
menambah kaburnya makna dan tidak jelas. Definisi yang tepat adalah kembali
kepada keberadaan cinta tersebut, cinta tidak bisa didefinisikan dengan
definisi yang lebih jelas melainkan dengan kata cinta itu sendiri. Adapun
definisi yang banyak kita temukan, adalah mendefinisikan cinta dengan sebagian
sebab-sebabnya lahirnya cinta, tanda-tanda cinta, buah-buah cinta, dan
hukum-hukum cinta saja. Semua definisi mereka berputar atas permasalahan ini,
akan semakin banyak definisi dan tanda-tanda cinta sesuai dengan kondisi orang
tersebut (Madarijus Salikin juz 3 hal 13)
Jadi,
Cinta adl sebuah amalan hati yg akan terwujud dlm lahiriah. Apabila cinta
tersebut sesuai dgn apa yg diridhai Allah mk ia akan menjadi ibadah. Dan
sebalik jika tdk sesuai dgn ridha-Nya mk akan menjadi perbuatan maksiat.
Berarti jelas bahwa cinta adl ibadah hati yg bila keliru menempatkan akan
menjatuhkan kita ke dlm sesuatu yg dimurkai Allah yaitu kesyirikan.
Macam-macam
cinta
Asy-Syaikh Muhammad bin
‘Abdulwahhab Al-Yamani dlm kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid menyatakan
bahwa cinta ada empat macam:
Pertama cinta ibadah,Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yg dicintai-Nya. Cinta yang diikuti oleh pengagungan dan merasa hina di hadapan Allah. Cinta yang menuntut pemiliknya untuk mengagungkan yang ia cintai dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Kedua cinta syirik,
yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya secara bersamaan dan diikuti
pengagungan dan ketundukan. Allah I berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ
“Dan di antara manusia ada yg menjadikan
selain Allah sebagai tandingan-tandingan mereka mencintai tandingan-tandingan
tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (al Baqarah: 165)
Ketiga
cinta maksiat, yaitu cinta yg akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yg
diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yg diperintahkan-Nya.
Allah I berfirman:
وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا (٢٠)
“Dan kalian mencintai harta benda dgn
kecintaan yg sangat.” (al Fajr: 20)
Keempat
cinta tabiat
Seperti
cinta kepada anak keluarga diri harta dan perkara lain
yg dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah U berfirman:
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ
(١٤)
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari
jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang.
Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang
baik (surga). (ali Imran: 14)
Lalu, cinta yang menyapa kita
selama ini, yaitu cinta kepada lawan jenis termasuk yang manakah?
Tidak diragukan, bahwa cinta
seperti ini termasuk ke dalam cinta tabiat. Namun, harus diingat, cinta adalah
amalan hati. Dan hati itu rentan untuk berubah-ubah. Karenanya, ketika cinta
kepada lawan jenis menyapa kita, kita harus bisa memenej cinta tersebut. Agar
jangan sampai terjerumus ke dalam cinta maksiat, apalagi cinta syirik.
Manajemen
cinta
Bagaimana
cara memenej cinta ini? Untuk memenej cinta, kita harus menempuh dua langkah,
yaitu:
Pertama
: menjaga agar tidak berubah menjadi cinta buta (mabuk asmara).
Cinta
buta atau mabuk asmara
adalah cinta yang berlebih. Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa asmara adalah
rusaknya kesadaran, imajinasi, dan ilmu seseorang. Karena orang yang telah
terkena panah asmara maka sang kekasih akan terlihat lebih bagus dan sempurna
dari kenyataannya.
Bahayanya mabuk asmara
Orang yang mabuk asmara adalah
orang yang paling sengsara, hina, dan jauh dari rabbNya. Syeikhul islam Ibnu
Taimiyah menegaskan, “Mabuk asmara mewariskan kurangnya akal dan ilmu, rusaknya
agama dan akhlak, berpaling dari amalan yang bermanfaat bagi agama dan dunia”
Beliau juga menjelaskan, “Penyakit
ini (mabuk asmara) adalah penyakit yang para dokter tidak mampu mencari
penawarnya, penyakit yang sulit sembuh, racun yang membunuh, tidaklah api
penyakit ini menyala melainkan sulit memadamkannya”.
Apa saja bahaya mabuk asmara,
sehingga sampai sedemikian rupa syeikhul islam menjelaskan bahaya mabuk asmara?
Karena mabuk asmara mengakibatkan;
a. Kesyirikan, yaitu ketika seseorang menjadikan kekasihnya tandingan
bagi Allah dalam cinta, ia mencintai kekasihnya sebagaimana ia mencintai Allah.
Atau bahkan cintanya kepada kekasihnya lebih besar daripada cintanya kepada
Allah. Maka sungguh itu merupakan dosa syirik yang tidak akan diampuni oleh
Allah.
Di antara tanda-tanda asmara yang
telah menyeret seseorang ke dalam kubangan kesyirikan adalah mendahulukan
keridhoan kekasih daripada keridhoan Allah.
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ (١٦٥)
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada
Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika
mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah
semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).
(albaqarah: 165)
b. Kedzaliman, kedzaliman akibat asmara terkadang lebih besar
daripada kedzaliman seseorang atas harta orang lain. Orang yang mabuk asmara
bisa saja membunuh kekasihnya karena cemburu, atau menyakiti orang lain yang
berusaha mendekatinya. Bahkan betapa banyak wanita yang telah memiliki suami
menjadi berantakan kehidupannya karena ulah orang yang mabuk asmara dengan
wanita tersebut. Maka iapun menghancurkan kehidupan keluarganya, merusak
kehormatan wanita dan seabrek bentuk kedzaliman lainnya yang tidak terhitung.
c. Zina, homoseks, lesbian, dan penyimpangan-penyimpangan seks
lainnya.
(bersambung)
Referensi :
1.
Idul Hubb Qissoh, wal haqiqah oleh Kholid bin
Abdurrahman bin Hamd
2.
Taisir Karimir Rahman oleh syeikh Abdurrahman Assa’di
3.
Al Isyqu oleh Abdurrahman bin Ibrahim A l Hamd
4.
Kalimat fil mahabbah wal khouf war raja’ oleh
Abdurrahman bin ibrahmi al hamd
5.
www.pengusahamuslim.com