Cari Blog Ini

Jumat, 25 Mei 2012

Ketika Cinta Menyapa (1)


Siapakah di antara kita yang belum pernah merasakan indahnya cinta dan lembutnya buaian cinta? Semua dari kita berlomba-lomba untuk mencari cinta sejati dan cinta suci. Semua dari kita seolah terbuai impian makna cinta sejati. Hanya saja, saya ingin mengajak para pemuda dan pemudi untuk sedikit menyelami: apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?

Hakikat Cinta
Ibnul Qoyyim menegaskan, “Cinta itu tidak bisa didefinisikan dengan ungkapan yang ungkapan yang lebih jelas daripada kata cinta itu sendiri. Semua definisi cinta justru menambah kaburnya makna dan tidak jelas. Definisi yang tepat adalah kembali kepada keberadaan cinta tersebut, cinta tidak bisa didefinisikan dengan definisi yang lebih jelas melainkan dengan kata cinta itu sendiri. Adapun definisi yang banyak kita temukan, adalah mendefinisikan cinta dengan sebagian sebab-sebabnya lahirnya cinta, tanda-tanda cinta, buah-buah cinta, dan hukum-hukum cinta saja. Semua definisi mereka berputar atas permasalahan ini, akan semakin banyak definisi dan tanda-tanda cinta sesuai dengan kondisi orang tersebut (Madarijus Salikin juz 3 hal 13)
Jadi, Cinta adl sebuah amalan hati yg akan terwujud dlm lahiriah. Apabila cinta tersebut sesuai dgn apa yg diridhai Allah mk ia akan menjadi ibadah. Dan sebalik jika tdk sesuai dgn ridha-Nya mk akan menjadi perbuatan maksiat. Berarti jelas bahwa cinta adl ibadah hati yg bila keliru menempatkan akan menjatuhkan kita ke dlm sesuatu yg dimurkai Allah yaitu kesyirikan.

Macam-macam cinta
Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdulwahhab Al-Yamani dlm kitab Al-Qaulul Mufid fi Adillatit Tauhid menyatakan bahwa cinta ada empat macam:

Pertama cinta ibadah,Yaitu mencintai Allah dan apa-apa yg dicintai-Nya. Cinta yang diikuti oleh pengagungan dan merasa hina di hadapan Allah. Cinta yang menuntut pemiliknya untuk mengagungkan yang ia cintai dengan menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Kedua cinta syirik, yaitu mencintai Allah dan juga selain-Nya secara bersamaan dan diikuti pengagungan dan ketundukan. Allah I berfirman:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ
“Dan di antara manusia ada yg menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan mereka mencintai tandingan-tandingan tersebut seperti cinta mereka kepada Allah.” (al Baqarah: 165)
Ketiga cinta maksiat, yaitu cinta yg akan menyebabkan seseorang melaksanakan apa yg diharamkan Allah dan meninggalkan apa-apa yg diperintahkan-Nya.

 Allah I berfirman:
وَتُحِبُّونَ الْمَالَ حُبًّا جَمًّا (٢٠)
“Dan kalian mencintai harta benda dgn kecintaan yg sangat.” (al Fajr: 20)

Keempat cinta tabiat
Seperti cinta kepada anak keluarga diri harta dan perkara lain yg dibolehkan. Namun tetap cinta ini sebatas cinta tabiat. Allah U  berfirman:
 
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالأنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ (١٤)
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (ali Imran: 14)

Lalu, cinta yang menyapa kita selama ini, yaitu cinta kepada lawan jenis termasuk yang manakah?
Tidak diragukan, bahwa cinta seperti ini termasuk ke dalam cinta tabiat. Namun, harus diingat, cinta adalah amalan hati. Dan hati itu rentan untuk berubah-ubah. Karenanya, ketika cinta kepada lawan jenis menyapa kita, kita harus bisa memenej cinta tersebut. Agar jangan sampai terjerumus ke dalam cinta maksiat, apalagi cinta syirik.

Manajemen cinta
Bagaimana cara memenej cinta ini? Untuk memenej cinta, kita harus menempuh dua langkah, yaitu:

Pertama : menjaga agar tidak berubah menjadi cinta buta (mabuk asmara).
Cinta buta atau mabuk  asmara adalah cinta yang berlebih. Ibnu Taimiyah menjelaskan bahwa asmara adalah rusaknya kesadaran, imajinasi, dan ilmu seseorang. Karena orang yang telah terkena panah asmara maka sang kekasih akan terlihat lebih bagus dan sempurna dari kenyataannya.

Bahayanya mabuk asmara
Orang yang mabuk asmara adalah orang yang paling sengsara, hina, dan jauh dari rabbNya. Syeikhul islam Ibnu Taimiyah menegaskan, “Mabuk asmara mewariskan kurangnya akal dan ilmu, rusaknya agama dan akhlak, berpaling dari amalan yang bermanfaat bagi agama dan dunia”
Beliau juga menjelaskan, “Penyakit ini (mabuk asmara) adalah penyakit yang para dokter tidak mampu mencari penawarnya, penyakit yang sulit sembuh, racun yang membunuh, tidaklah api penyakit ini menyala melainkan sulit memadamkannya”.

Apa saja bahaya mabuk asmara, sehingga sampai sedemikian rupa syeikhul islam menjelaskan bahaya mabuk asmara? Karena mabuk asmara mengakibatkan;

a.       Kesyirikan, yaitu ketika seseorang menjadikan kekasihnya tandingan bagi Allah dalam cinta, ia mencintai kekasihnya sebagaimana ia mencintai Allah. Atau bahkan cintanya kepada kekasihnya lebih besar daripada cintanya kepada Allah. Maka sungguh itu merupakan dosa syirik yang tidak akan diampuni oleh Allah.

Di antara tanda-tanda asmara yang telah menyeret seseorang ke dalam kubangan kesyirikan adalah mendahulukan keridhoan kekasih daripada keridhoan Allah.

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ (١٦٥)

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada Allah. dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah Amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (albaqarah: 165)

b.      Kedzaliman, kedzaliman akibat asmara terkadang lebih besar daripada kedzaliman seseorang atas harta orang lain. Orang yang mabuk asmara bisa saja membunuh kekasihnya karena cemburu, atau menyakiti orang lain yang berusaha mendekatinya. Bahkan betapa banyak wanita yang telah memiliki suami menjadi berantakan kehidupannya karena ulah orang yang mabuk asmara dengan wanita tersebut. Maka iapun menghancurkan kehidupan keluarganya, merusak kehormatan wanita dan seabrek bentuk kedzaliman lainnya yang tidak terhitung.

c.       Zina, homoseks, lesbian, dan penyimpangan-penyimpangan seks lainnya.
 (bersambung)

Referensi :
1.       Idul Hubb Qissoh, wal haqiqah oleh Kholid bin Abdurrahman bin Hamd
2.       Taisir Karimir Rahman oleh syeikh Abdurrahman Assa’di
3.       Al Isyqu oleh Abdurrahman bin Ibrahim A l Hamd
4.       Kalimat fil mahabbah wal khouf war raja’ oleh Abdurrahman bin ibrahmi al hamd
5.       www.pengusahamuslim.com

Pondasi Utama Kebahagiaan Berumah Tangga



Wahai suami …
Wahai istri …

Ketahuilah, kebahagiaan dalam hidup berumah tangga, bahkan kebahagiaan dalam kehidupan secara umum, berpijak pada dua faktor utama, yaitu berpijak pada dirimu sendiri dan kondisi lingkungan kamu berada.
Faktor yang penting, bahkan paling penting adalah dirimu sendiri. 

Yakinlah, bahwa dirimu tidak bisa terbebas dari kebosanan, kecuali jika dirimu termasuk orang yang menerima perubahan. Kondisimu tidak akan berubah, kecuali jika kamu merubahnya. 

Yakinlah dirimu bisa merubahnya dan kamu pasti bisa. 

Allah I berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum, hingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (QS. Ar Ra’du: 11)

Kebahagiaan itu lahir dari dalam dirimu sendiri, bukan dari orang lain. Konsep ini dibenarkan oleh ilmu psikolog. Carilah kebahagiaan dari dalam dirimu sendiri, niscaya kamu akan menemukannya.
Usirlah perasaan pesimis dari dalam dirimu sendiri, kemudian isilah hatimu dengan kebaikan dan optimis, niscaya ufuk rahmat Allah dan barakahNya terbuka lebar di hadapanmu.

James Allen berkata:
“Biarkan seseorang itu merubah sendiri pola pikirnya, niscaya dia akan dikuasai oleh kekaguman dengan cepatnya perubahan dan perkembangan pada dirinya dalam menghadapi berbagai kondisi kehidupan. Semua yang dilakukan oleh seseorang adalah reaksi langsung dari perubahan sikapnya. Karena seseorang itu bangkit dan termotivasi oleh dorongan pola pikirnya, sebagaimana seseorang sakit dan sembuh karena dorongan pola pikirnya juga”

Kamu akan dapatkan kebanyakan orang yang jauh dari Allah berada dalam kegelisahan, kegundahan, dan kesedihan. Mereka mengeluhkan rasa bosan yang mereka rasakan. Itu semua disebabkan oleh kekosongan hati mereka dari keimanan, bahkan hati mereka disibukkan oleh gemerlapnya dunia, mereka menginginkan seluruh isi dunia di tangannya, dan mereka tidak pernah merasa puas. 

Di sisi lain, kamu tidak akan mendapatkan seorang mukmin yang mengeluh karena rasa bosan dan kegelisahan yang mereka rasakan, hal ini disebabkan karena dalam diri seorang mukmin terpendam kebahagiaan yang selalu menemaninya dimanapun dia berada dan akan selalu mendampinginya kemanapun dia pergi.

Sungguh indah ungkapan nikmatnya keimanan yang disampaikan oleh Imam Ibnu Taimiyah ketika berkata:
“Apa yang bisa dilakukan oleh musuh-musuhku jika taman surga di dadaku, jika aku dibunuh maka aku mati syahid, jika aku dipenjara maka itu adalah kesempatanku untuk bermunajat kepada Allah, jika aku diisolasi maka itu adalah tamasyaku”

Jika kamu ingin membunuh rasa bosan, maka kuasailah dirimu, perbaikilan pola pikirmu, dekatkanlah dirimu kepada Allah, ingatlah kepada Allah saat lapang niscaya Dia mengingatmu saat sempit, mohonlah pertolongan kepadaNya, bertakwalah kepadaNya, jangan kamu sunggi sendiri semua beban di atas kepalamu, tempuhlah segala upaya kemudian serahkan hasilnya kepadaNya,  jangan kamu bawa terus kesedihan semu esok hari, dan jadilah orang yang optimis.

Apakah kamu mengira bahwa Allah menghendaki kejelekan bagimu? Demi Allah, hal itu tidak mungkin.

Ketahuilah, sesungguhnya Allah sangat menyayangimu karena Allah menyayangi hamba-hambaNya. Allah I berfirman:
اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ
Allah Mahalembut terhadap hamba-hamba-Nya” (QS. Asy Syura: 19)

Allah tidak akan memberikan ketetapan untukmu kecuali kebaikan, kamu akan memahami hakikat firman Allah:
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.  Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)

Jadi, jiwa seseorang adalah titik tolak awal kebahagiaan. Jika seseorang yang bisa menguasai jiwanya dan mengarahkannya untuk meniti jalan petunjuk, niscaya dia mampu untuk melakukan hal-hal yang lain, dia mampu menguasai dan menyikapi segala kondisi, dia akan terbang di awan kebahagiaan melewati segala peristiwa yang menghadangnya, dan dia akan mendapatkan kebahagiaan yang selama ini dia cari –insya Allah-.

IKHLAS BERIBADAH

Semua orang ingin ibadahnya diterima dan berpahala, akan tetapi ibadah tidak sah dan tidak diterima jika tidak berpondasikan keikhlasan ...