Cari Blog Ini

Rabu, 13 Maret 2013

Tingkatan Amal Kebaikan

Allah  menciptakan manusia untuk beribadah kepadaNya. Ibadah yang Allah wajibkan atas hambaNya bertingkat-tingkat hukum dan keutamaannya.

Syeikh Ibrahim Ar Ruhaili menegaskan ,”Ada ibadah yang hukumnya wajib ain, tidak mungkin ditinggalkan sama sekali. Ada ibadah yang hukumnya wajib kifayah, yang jika dilaksanakan sebagian orang maka gugurlah kewajiban ibadah tersebut atas orang lain. Ada ibadah yang hukumnya sunnah, yang jika ditinggalkan maka tidak berdosa.” (tajridul ittiba’ : 6)

Dikarenakan ibadah itu bertingkat-tingkat, maka pentinglah bagi kita seorang muslim untuk mengenal dan mengetahui tingkatan-tingkatan amal kebaikan, sehingga seorang bisa meneladani para salaf dalam beramal yang mengedepan amalan-amalan yang lebih utama daripada lainnya, ia bisa mendapatkan pahala besar dengan waktu singkat dan tenaga sedikit, tidak terjerumus dalam bid’ah dan meninggalkan sunnah, dan tidak disibukkan dengan amalan-amalan yang tidak tidak utama dan meninggalkan amalan yang lebih utama.

Untuk lebih mengenal tingkatan amal kebaikan, akan diperinci sebagai berikut:

Pertama          : dalil adanya tingkatan amal kebaikan dan besarnya perhatian salaf terhadap tingkatan amal kebaikan.
Kedua                   : tingkatan amal kebaikan menurut jenisnya
Ketiga                   : tingkatan amal kebaikan menurut wajib atau sunnah
Keempat             : tingkatan amal kebaikan menurut niat dan keikhlasan
Kelima                  : tingkatan amal kebaikan menurut tingkatan mutaba’ah
Keenam               : tingkatan amal kebaikan menurut kekonsisten pelaksanaannya
Ketujuh                                : tingkatan amal kebaikan menurut kebenaran pelaksanaanya
Kedelapan          : tingkatan amal kebaikan menurut kedudukan pelakunya di sisi Allah
Kesembilan        : tingkatan amal kebaikan menurut waktunya
Kesepuluh          : tingkatan amal kebaikan menurut tempatnya
Kesebelas           : tingkatan amal kebaikan menurut besarnya manfaat
Keduabelas        : tingkatan amal kebaikan menurut kondisi yang menyertainya

Inilah, beberapa pembahasan yang akan nanti kita ulas secara bertahap, mengikuti urutan dari kitab “tajridul ittiba’” yang ditulis oleh syeikh Ibrahim Ar Ruhaili. Pembahasan ini kami sarikan dan kami ringkas agar bisa dipahami seluruh kaum muslimin, khususnya yang belum mengerti bahasa arab. 

Tulisan ini dan tulisan yang akan datang, adalah ringkasan dari ta’lim yang diadakan di pondok pesantren al ukhuwah setiap hari rabu siang bersama ustadz aris sugiantor –hafidzohullah ta’ala-. (disarikan oleh abu rufaid agus suseno, Lc)

Tidak ada komentar:

IKHLAS BERIBADAH

Semua orang ingin ibadahnya diterima dan berpahala, akan tetapi ibadah tidak sah dan tidak diterima jika tidak berpondasikan keikhlasan ...