Wahai
suami …
Wahai
istri …
Ketahuilah,
kebahagiaan dalam hidup berumah tangga, bahkan kebahagiaan dalam kehidupan
secara umum, berpijak pada dua faktor utama, yaitu berpijak pada dirimu sendiri
dan kondisi lingkungan kamu berada.
Faktor
yang penting, bahkan paling penting adalah dirimu sendiri.
Yakinlah,
bahwa dirimu tidak bisa terbebas dari kebosanan, kecuali jika dirimu termasuk
orang yang menerima perubahan. Kondisimu tidak akan berubah, kecuali jika kamu
merubahnya.
Yakinlah
dirimu bisa merubahnya dan kamu pasti bisa.
Allah
I
berfirman:
إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ
حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ
“Sesungguhnya Allah
tidak merubah keadaan suatu kaum, hingga mereka merubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri”. (QS. Ar Ra’du: 11)
Kebahagiaan
itu lahir dari dalam dirimu sendiri, bukan dari orang lain. Konsep ini
dibenarkan oleh ilmu psikolog. Carilah kebahagiaan dari dalam dirimu sendiri,
niscaya kamu akan menemukannya.
Usirlah
perasaan pesimis dari dalam dirimu sendiri, kemudian isilah hatimu dengan
kebaikan dan optimis, niscaya ufuk rahmat Allah dan barakahNya terbuka lebar di
hadapanmu.
James
Allen berkata:
“Biarkan
seseorang itu merubah sendiri pola pikirnya, niscaya dia akan dikuasai oleh
kekaguman dengan cepatnya perubahan dan perkembangan pada dirinya dalam
menghadapi berbagai kondisi kehidupan. Semua yang dilakukan oleh seseorang
adalah reaksi langsung dari perubahan sikapnya. Karena seseorang itu bangkit
dan termotivasi oleh dorongan pola pikirnya, sebagaimana seseorang sakit dan
sembuh karena dorongan pola pikirnya juga”
Kamu
akan dapatkan kebanyakan orang yang jauh dari Allah berada dalam kegelisahan,
kegundahan, dan kesedihan. Mereka mengeluhkan rasa bosan yang mereka rasakan.
Itu semua disebabkan oleh kekosongan hati mereka dari keimanan, bahkan hati
mereka disibukkan oleh gemerlapnya dunia, mereka menginginkan seluruh isi dunia
di tangannya, dan mereka tidak pernah merasa puas.
Di
sisi lain, kamu tidak akan mendapatkan seorang mukmin yang mengeluh karena rasa
bosan dan kegelisahan yang mereka rasakan, hal ini disebabkan karena dalam diri
seorang mukmin terpendam kebahagiaan yang selalu menemaninya dimanapun dia
berada dan akan selalu mendampinginya kemanapun dia pergi.
Sungguh
indah ungkapan nikmatnya keimanan yang disampaikan oleh Imam Ibnu Taimiyah
ketika berkata:
“Apa
yang bisa dilakukan oleh musuh-musuhku jika taman surga di dadaku, jika aku
dibunuh maka aku mati syahid, jika aku dipenjara maka itu adalah kesempatanku
untuk bermunajat kepada Allah, jika aku diisolasi maka itu adalah tamasyaku”
Jika
kamu ingin membunuh rasa bosan, maka kuasailah dirimu, perbaikilan pola
pikirmu, dekatkanlah dirimu kepada Allah, ingatlah kepada Allah saat lapang
niscaya Dia mengingatmu saat sempit, mohonlah pertolongan kepadaNya, bertakwalah
kepadaNya, jangan kamu sunggi sendiri semua beban di atas kepalamu, tempuhlah
segala upaya kemudian serahkan hasilnya kepadaNya, jangan kamu bawa terus kesedihan semu esok
hari, dan jadilah orang yang optimis.
Apakah
kamu mengira bahwa Allah menghendaki kejelekan bagimu? Demi Allah, hal itu
tidak mungkin.
Ketahuilah,
sesungguhnya Allah sangat menyayangimu karena Allah menyayangi hamba-hambaNya.
Allah I
berfirman:
اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ
“Allah Mahalembut
terhadap hamba-hamba-Nya” (QS. Asy Syura: 19)
Allah tidak akan memberikan ketetapan untukmu
kecuali kebaikan, kamu akan memahami hakikat firman Allah:
وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا
شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لا تَعْلَمُونَ
“Boleh jadi kamu
membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu
menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.”
(QS. Al Baqarah: 216)
Jadi, jiwa seseorang adalah titik tolak awal
kebahagiaan. Jika seseorang yang bisa menguasai jiwanya dan mengarahkannya
untuk meniti jalan petunjuk, niscaya dia mampu untuk melakukan hal-hal yang
lain, dia mampu menguasai dan menyikapi segala kondisi, dia akan terbang di
awan kebahagiaan melewati segala peristiwa yang menghadangnya, dan dia akan
mendapatkan kebahagiaan yang selama ini dia cari –insya Allah-.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar