Cari Blog Ini

Sabtu, 26 Mei 2012

Menggapai Surga dengan Bahtera Tauhid (1)


Surga adalah idaman setiap orang yang bercita-cita dan dambaan hati setiap orang yang bercinta. Jika kita ibaratkan surga seperti pulau nun jauh nan indah di ujung luasnya laut dunia, maka untuk menuju ke pulau tersebut membutuhkan kendaraan untuk menyeberangi laut yang penuh perompak dan ancaman alam lainnya yang sewaktu-waktu mampu menghancurkan bahtera kita.


 Berangkat dari hal ini, maka kita harus mengenal bahtera kita kemudian membentenginya dari serangan para perompak yang senantiasa mengintainya. Demikian halnya pula dengan surga Allah, kita membutuhkan bahtera untuk menghantarkan kita menuju surga Allah. Yaitu dengan mentauhidkan Allah.

Mengenal Aqidah/Tauhid

Aqidah secara etimologi diambil dari kata ( العقد  )  yang berarti mengikat, menguatkan, menetapkan dan mengkokohkannya. Maksudnya adalah segala sesuatu yang manusia mengikat hatinya padanya dengan kokoh baik perkara yang benar maupun batil.

Adapun secara istilah, aqidah adalah perkara-perkara yang harus dibenarkan oleh hati dan menentramkan jiwa sehingga perkara-perkara tersebut tegak kokoh tanpa keraguan sama sekali. Dan disebut perkara ini aqidah (pengikat) karena manusia harus mengikat hatinya padanya.

Jadi yang dimaksud aqidah islam adalah keimanan yang kokoh dan kuat kepada Rububiyah Allah, UluhiyahNya dan Asma wa sifatNya, malaikat, kitab, rasul, hari akhir,qada’ dan qadar baik yang buruk maupun yang jelek.

Aqidah islam jika kita sebutkan secara mutlak, maka maksudnya adalah aqidah ahli sunnah wal jamaah yaitu aqidah yang dipeluk dan diyakini oleh kelompok yang Allah janjikan kepadanya keselamatan karena telah mengikuti sunnah dalam keyakinan, ibadah, petunjuk dan akhlak dan karena senantiasa mengikuti jamaah kaum muslimin.

Aqidah islam disebut juga dengan Tauhid, As Sunnah, Usuluddin, Al fiqh Akbar, Asy Syariah, Al Iman

Urgensi Aqidah Islam
1.      Salah satu pondasi pokok pilar-pilar kehidupan manusia, henry berkata, “Ada dan akan ada sekelompok manusia yang tidak memiliki ilmu pengetahuan, namun tidak akan ada sekelompok manusia tidak memiliki aqidah.
  1. Tauhid adalah tingkat keimanan yang tertinggi
Sebagaimana sabda Nabi r :
 “Iman itu ada tujuh puluhan cabang, yang tertinggi adalah mengucapkan “لا إله إلا الله  ” dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan, dan sikap malu termasuk salah satu cabang keimanan”. (H.R Muslim).
  1. Tauhid sebagai syarat diterimanya suatu ibadah
Sebagaimana firman Allah : “… dan seandainya mereka menyekutukan Allah niscaya leburlah segala yang mereka amalkan”. (Q.S Al-An’am : 88)
  1. Tauhid merupakan sebab bagi datangnya ampunan Allah.
Sebagaimana firman Allah : “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (Q.S : An-Nisa’ : 48).
  1. Orang yang benar-benar merealisasikan tauhid akan masuk surga dan diharamkan atasnya neraka.
Sebagaimana sabda Nabi r : “Sesungguhnya Allah mengharamkan neraka bagi orang-orang yang mengucapkan “La-Ilaha-Illa-Allah” dengan tujuan mendapatkan keridhoan Allah”. (HR Bukhori dan Muslim).
  1. Tauhid merupakan sumber keamanan dan petunjuk.
Sebagaimana firman Allah : “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka Itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS Al-An’am : 82).
  1. Tauhid adalah sebab dihilangkan kesulitan dan kesedihan di dunia dan akhirat.
Sebagaimana firman Allah : “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar dan memberikan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (Q.S. Atthalaq: 2-3)
  1.  Allah akan menumbuhkan rasa cinta kepada iman dan rasa benci kepada kekufuran, kefasikan dan kedurhakaan  di dalam hati orang yang mentauhidkan Allah.
Sebagaimana firman Allah :” tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekufuran, kefasikan, dan kedurhakaan. mereka Itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus” (Q.S. Alhujurat : 7).
  1. Orang yang bertauhid akan diberi kehidupan yang baik di dunia dan akhirat.
 Sebagaimana Allah berfirman : “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam Keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (Q.S. Annahl : 97)

  1. Tauhid akan mencegah seorang muslim kekal di neraka.
sebagaimana Rasulullah bersabda : “ Setelah penghuni surga masuk ke surga dan penghuni neraka masuk ke neraka, maka Allah berfirman: “Keluakan dari neraka orang-orang yang didlam hatinya terdapat seberat biji sawi iman!, maka mereka pun dikeluarkan dari neraka hanya saja tubuh mereka sudah hitam legam, lalu mereka dimasukkan ke sungai kehidupan maka tubuh mereka tumbuhh sebagaimana tumbuhnya benih yang berada di pinggiran sungai. Tidak engkau perhaikan bahwa benih itu tumbuh berwarana kuning dan berlipat-lipat? (H.R. Bukhori)

Keistimewaan Aqidah Islam

1.      Merupakan akidah yang mudah dan jelas,tiada kerancuan di dalamnya, memberikan ketenangan hati dan jiwa, tidak mewariskan keraguan maupun kebimbangan.
2.      Sesuai dengan fitrah
3.      Akidah yang telah terbangun kokoh untuk selamanya
4.      Mengambil singkap tengah, dengan tidak berlebihan dan juga tidak  menyepelekannya

Hakikat aqidah ahli sunnah wal jamaah

Di atas telah kita sebutkan pengertian Aqidah ahlus sunnah, namun kita hanya akan membahas bagian pertama dari pengertian di atas yaitu keimanan yang kokoh kepada Rububiyah Allah, UluhiyahNya, dan asma wa sifatNya. Atau yang lebih dikenal dengan tiga macam tauhid.

Pertama: Tauhid rububiyah yaitu mengimani keberadaan Allah dan meyakini bahwasannya Dia maha esa dalam seluruh perbuatanNya atau dengan kata lain, meyakini bahwasannya Allah adalah sang pencipta, pemberi rizki, megatur segala sesuatu dan tiada sekutu bagiNya.

Tauhid ini mencakup penetapan kita bahwa Allah maha pencipta segala sesuatu, raja diraja, pemberi rizki, menghidupkan, mematikan, mendatangkan manfaat dan bahaya, satu-satunya dzat yang mengabulkan doa, semua kebaikan di tanganNya, maha kuasa atas segala sesuatu, menentukan nasib semua mahkluknya, yang mengaturnya dan Dia dalam hal ini tidak memiliki sekutu.

Allah berfirman:
“Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam (QS. Al Fatihah: 2 )
“Dan Tuhan kalian adalah Tuhan yang Maha Esa, tidak ada Tuhan berhak disembah melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah matinya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi,  sungguh terdapat tanda-tanda keesaan dan kebesaran Allah bagi kaum yang memikirkan”                                           ( QS. Al Baqarah: 163-164)

Maka, orang yang berdoa kepada mayit untuk mendatangkan kebaikan dan menolak bala atau berdoa kepada kyai untuk sesuatu hal yang di luar kemampuannya termasuk menafikan tauhid rububiyah.

Kedua:  Tauhid Uluhiyah, yaitu mengesakan Allah dalam peribadahan.
Apabila seseorang berkeyakinan bahwa selain Allah berhak untuk disembah, atau dia memalingkan ibadah kepada selain Allah, membarikan ketaatan dan ketundukan kepada selain Allah maka dia telah melakukan perbuatan yang menafikan tauhid uluhiyah.
Allah berfirman:
“ Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepadaKu” ( QS. Adz Dzaiyat: 56)
Ketiga: Tauhid asma’ dan sifat yaitu menetapkan nama dan sifat yang Allah tetapkan untukNya dan nabi r jelaskan tanpa tahrif, ta’thil, takyiif, dan tamtsil, atau menafikan sifat-sifat yang mengurangi kesempurnaan Allah yang telah Allah nafikan dengan meyakini kesempurnaan lawan sifat kekurangan tersebut.

Allah berfirman:
“Hanya milik Allah asmaa-ul husna (nama-nama yang agung nan indah), maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-nama-Nya, nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan”. (QS. Al A’raf: 180)
“Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat” (QS. Asy Syura: 11)

Hakikat tauhid yang dibawa rasul

Setelah mengetahui uraian ketiga macam tauhid di atas, sekarang kita akan mengenal korelasi antar ketiga macam tauhid di atas dan kedudukan masing-masing, dan mengetahui inti dakwah para rasul, apakah mereka di utus untuk menyerukan kepada umatnya ketiga macam tauhid ini atau bagaimana?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, maka kita akan memperhatikan satu point penting di bawah ini:

·         Ketiga macam tauhid di atas harus berkumpul pada diri seseorang, jika ada yang cacat maka belum sah tauhid seseorang, hal ini disebabkan karena:
-          Jika hanya meyakini rububiyah saja maka tidak cukup, dan belum disebut masuk islam.
-          Menetapkan tauhid rububiyah mengharuskan dia untuk menetapkan tauhid uluhiyah.
-          Orang yang menetapkan tauhid uluhiyah berarti telah menetapkan tauhid rububiyah dan tauhid asma’ wa sifat.

·         Tauhid rububiyah adalah tauhid yang diakui dan ditetapkan oleh kebanyakan manusia zaman dulu hingga sekarang, dan tidak ada yang mengingkarinya kecuali sedikit. Di antara orang yang mengingkari rauhid rububiyah adalah fir’aun sehingga dia mengingkari kanabian musa meskipun di dalam hatinya dia menetapkan keberadaan Allah, sebagaimana firman allah: 

“Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan padahal hati mereka meyakini kebenarannya, maka perhatikanlah betapa kesudahan orang-orang yang berbuat kebinasaan”. (QS. An Naml: 14)

Apa inti dakwah para rasul?

Allah U berfirman: “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut” (Q.S. An-Nahl: 36)
Nabi r berkata kepada Muadz: “Sesungguhnya engkau akan menjumpai kaum dari ahli kitab (Yahudi dan Nashrani) maka, hendaklah hal pertama yang kamu serukan adalah agar mereka mengesakan Allah…”

Jadi, inti dakwah para rasul adalah menyeru umatnya untuk memurnikan ibadah hanya kepada allah dengan mengenalkan rabbnya kepada mereka melalui nama sifatnya bukan untuk mengajak umatnya beriman kepada keberadaan Allah semata. Seruan untk beribadah hanya kepada Allah terkandung di dalam kalimat laa ilaaha illa allah

Oleh karena itu Nabi r meyeru umatnya untuk mengucapkan kalimat tauhid selam 13 tahun di makkah.

Dengan kata lain inti dakwah para rasul adalah kalimat laa ilaha illallah.

Referensi:
Al wajiz fi akidatis salafis soleh, Tahdzib Tashilil Aqidah Al Islamiyah oleh Abdullah bin Abdul Aziz Al Jibrin, Al Qoulul Mufid oleh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin

(Bersambung ...)

Tidak ada komentar:

IKHLAS BERIBADAH

Semua orang ingin ibadahnya diterima dan berpahala, akan tetapi ibadah tidak sah dan tidak diterima jika tidak berpondasikan keikhlasan ...